Malaysia Konfirmasi Menjadi Kasus ke-17 Virus Corona |
Malaysia mengonfirmasi kasus baru virus corona, sehingga jumlah kasus di negara tersebut menjadi 17 pada Minggu (9/2). Terbaru, wanita warga Malaysia berusia 65 tahun terjangkit virus.
Dilansir dari Channel News Asia, wanita tersebut adalah ibu mertua dari kasus virus corona pertama yang menjangkiti warga negara Malaysia, yaitu seorang lelaki berusia 42 tahun yang diyakini terjangkit virus itu saat menghadiri konferensi di hotel Grand Hyatt di Singapura.
Kementerian Kesehatan Malaysia mengatakan, wanita itu melakukan kontak langsung dengan menantunya ketika mereka duduk di meja yang sama selama perayaan Tahun Baru Imlek pada 26, 27 Jan, dan 28 Januari 2020.
Wanita itu tinggal di rumah menantunya antara tanggal 29 Januari hingga 4 Februari 2010, kementerian menambahkan dalam siaran persnya.
Malaysia juga memperluas larangan bagi pengunjung dari China untuk memasukkan provinsi Zhejiang dan Jiangsu, setelah keputusan China untuk mengunci kota-kota di provinsi tersebut untuk menghentikan penyebaran wabah virus corona yang telah merenggut lebih dari 800 nyawa.
Negara Asia Tenggara pada 27 Januari 2020 memberlakukan larangan sementara pada para pelancong yang datang dari kota Wuhan, pusat penyebaran, dan Provinsi Hubei di sekitarnya.
Wakil Perdana Menteri, Wan Azizah Wan Ismail mengatakan, keputusan itu mengikuti langkah China untuk memperluas pengunciannya ke lima kota di Zhejiang dan dua di Jiangsu. Provinsi Hubei China, tempat Wuhan adalah ibu kotanya, telah dikunci sejak 23 Januari 2020.
"Pembatasan perjalanan akan diberlakukan sesuai dengan wilayah terkunci yang diberlakukan oleh Pemerintah China," kata Wan Azizah dalam sebuah pernyataan.
Pembatasan akan dikenakan pada semua wisatawan, terlepas dari kebangsaan yang telah mengunjungi Hubei, Zhejiang dan Jiangsu. Dari 17 kasus yang dikonfirmasi di Malaysia, tiga telah pulih dan telah dikeluarkan dari rumah sakit.
Korban kematian akibat wabah virus corona di daratan China telah mencapai 811 pada hari Sabtu (8/2), menurut Komisi Kesehatan Nasional China.
No comments: